Latihan

Written on 10.10 by Analisis Media



1. Menurut Arrhenius, asam klorida yang dilarutkan dalam air akan memberikan sifat asam   pada larutan, sedangkan natrium hidroksida akan memberikan sifat basa pada larutan.
a.    Berdasarkan teori Arrhenius, tuliskan reaksi yang terjadi ketika asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH) dilarutkan dalam air!

b.    Tuliskan pengertian asam dan basa berdasarkan jawaban soal a!



2. Dalam larutan, asam Bronsted-Lowry akan bereaksi dengan air dan terionisasi, seperti pada reaksi berikut:
 HF(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + F-(aq)

a.  Berdasarkan teori Bronsted-Lowry, senyawa manakah yang bertindak sebagai asam dan basa? 

b.    Tuliskan pengertian asam dan basa berdasarkan jawaban soal a!



3. Persamaan reaksi ionisasi asam lemah HF pada soal no.2 mempunyai tetapan kesetimbangan:

Dimana konsentrasi larutannya merupakan konsentrasi larutan dalam keadaan setimbang. Nilai tetapan ionisasi (Ka) pada beberapa senyawa asam diberikan pada tabel berikut:

Tabel I juga berisi nilai pKa yang merupakan nilai logaritma negatif dari Ka:
pKa = - log Ka

a.    Apakah yang menentukan urutan senyawa asam pada tabel I dari atas ke bawah?

b.    Nilai pKa asam nitrat dan Ka asam asetat pada tabel I belum diketahui, tentukan nilai pKa dan Ka senyawa asam tersebut!

c.    Pada larutan asam florida (HF) 1,0 M, [HF] = 0,973 M, [H3O+] = 0,0264 M, dan [F-] = 0,0264 M. Tunjukkan bahwa perbandingan konsentrasi larutan tersebut selalu sama dengan nilai tetapan ionisasi asam untuk asam florida pada tabel I! Berapa persen molekul HF yang terionisasi?

d.    Pada larutan asam klorida (HCl) 1,0 M, [HCl] = 0,0001 M, [H3O+] = 0,9999 M, dan [Cl-] = 0,9999 M. Tunjukkan bahwa perbandingan konsentrasi larutan tersebut selalu sama dengan nilai tetapan ionisasi asam untuk asam klorida pada tabel I! Berapa persen molekul HCl yang terionisasi?

e.    Asam florida merupakan asam lemah, sedangkan asam klorida merupakan asam kuat. Berdasarkan jawaban pada soal c dan d, jelaskan mengapa demikian!

f.     Berdasarkan soal e, tuliskan definisi asam lemah dan asam kuat!


4. Tetapan ionisasi asam (Ka), merupakan tetapan kesetimbangan untuk reaksi kesetimbangan asam. Hal ini menunjukkan perbandingan konsentrasi reaktan dan produk pada kesetimbangan. Produk yang penting dari reaksi ionisasi asam ialah ion hidronium dan konsentrasi ion hidronium sering diistilahkan sebagai nilai pH, yang merupakan nilai logaritma negatif dari ion hidronium:
pH = - log [H3O+]

a.    Berapakah pH 0,25 mol HCl yang dilarutkan dalam 125 ml air?

b.  Asam asetat (CH3COOH, pKa = 4,74) terdapat dalam cuka dengan konsentrasi 1,00 M. Dalam keadaan setimbang, tentukan konsentrasi ion hidronium, ion asetat, dan asam asetat dalam larutan cuka tersebut! Berapakah pH larutan tersebut?



5. Di dalam laboratorium terdapat beberapa larutan yang akan diuji keasamannya. Larutan tersebut terdiri atas pelarut desinfektan, air jeruk, cuka, antasida, dan air aki. Sarankanlah suatu uji untuk mengetahui sifat kelima larutan tersebut!

Aplikasi Konsep pH

Written on 08.41 by Analisis Media


ANTASIDA




 
Pernahkah kalian mengalami maag? Maag atau radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan lambung yang menyebabkan sakit dan perih pada perut. Secara alami lambung memproduksi suatu asam yang disebut asam klorida yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan protein. Asam ini secara alami mengakibatkan kondisi isi perut menjadi asam, yakni antara kisaran pH 2-3. Lambung, usus dan esophagus sendiri (yang juga terdiri dari protein) dilindungi dari kerja asam melalui beberapa mekanisme. Apabila kadar asam yang dihasilkan oleh lambung terlalu banyak maka mekanisme perlindungan ini tidak terlalu kuat/ kurang kuat dalam melindungi lambung, usus dan esophagus terhadap kerja asam lambung, sehingga mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tersebut dan menghasilkan gejala seperti rasa sakit pada perut dan ulu hati terasa terbakar.
Salah satu cara penanganan maag adalah dengan meminum obat antasida. Antasida adalah golongan obat yang digunakan dalam terapi terhadap akibat yang ditimbulkan oleh asam yang diproduksi oleh lambung. Antasida mengandung zat aktif yang bersifat basa, yaitu aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, natrium bikarbonat, atau kalsium karbonat. Dengan kandungan zat aktif yang bersifat basa, maka antasida bekerja dengan cara menetralkan asam lambung. Asam yang direaksikan dengan basa akan menghasilkan garam dan air, oleh karena itu reaksi asam dengan basa disebut juga sebagai reaksi penetralan. Jika dituliskan, maka persamaan reaksi penetralan asam lambung oleh magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida, yaitu:

2HCl(aq) + Mg(OH)2(s) à MgCl2(aq) + 2H2O(l)

3HCl(aq) + Al(OH)3(s) à AlCl3(aq) + 3H2O(l)

Beberapa jenis antasida memiliki perbedaan terutama dalam efek menetralkan asam lambung. Antasida yang baik harus punya kemampuan penetralan yang baik dan juga cepat. Natrium bikarbonat dan kalsium karbonat memiliki kemampuan menetralkan yang terbesar. Kemampuan melarut antasida dalam asam lambung berbeda-beda. Natrium bikarbonat dan magnesium oksida mempunyai kemampuan melarut yang cepat, sedangkan aluminium hidroksida dan kalsium karbonat memiliki kemampuan melarut yang agak lambat. Perbedaan lain di antara antasida adalah lama kerjanya (berapa lama antasida menghasilkan efek menetralkan asam lambung). Natrium bikarbonat dan magnesium oksida memiliki lama kerja yang pendek, sedangkan aluminium hidroksida dan kalsium karbonat memiliki lama kerja yang lebih panjang. Kombinasi antara aluminium dan magnesium memiliki kemampuan penetralan dalam skala menengah.



Antasida 







        

Penentuan pH Larutan

Written on 10.48 by Analisis Media

Bagaimana kita mengetahui konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air? Seorang biokimiawan Denmark Soren Sorensen (1909) mengajukan cara pengukuran yang lebih praktis yang disebut pH. Ia mendefinisikan pH suatu larutan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter) :
Karena pH pada dasarnya hanyalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi ion hidrogen, larutan asam dan basa pada 25oC dapat identifikasi berdasarkan nilai pH-nya seperti berikut :

Larutan asam : [H+] > 1,0 x 10-7 M, pH < 7
Larutan basa : [H+] < 1,0 x 10-7 M, pH > 7
Larutan netral : [H+] = 1,0 x 10-7 M, pH = 7

Skala pOH yang analog dengan skala pH dapat didefinisikan sebagai :

Lantas, bagaimana hubungan antara pH dan pOH? Coba kaitkan dengan konstanta hasil kali ion untuk air. Kita ketahui bahwa konstanta hasil kali ion untuk air adalah :
[H+] [OH-] = Kw = 1,0 x 10-14
Dengan menghitung logaritma negatif di kedua sisi, maka diperoleh :

- (log [H+] + log [OH-]) = - log (1,0 x 10-14)
- (log [H+] - log [OH-])  = 14,00

Dari definisi pH dan pOH maka diperoleh :




  • Asam Kuat dan Asam Lemah
Pada senyawa asam kuat, pH dapat ditentukan dengan mengetahui konsentrasi asam pada larutan :

Seperti penjelasan sebelumnya mengenai asam kuat, maka asam lemah tidak mengalami ionisasi sempurna dalam air. Jika asam monoprotik lemah kita asumsikan sebagai HA, maka ionisasinya dalam air adalah :

HA (aq) H+ (aq) + A- (aq) 

Konstanta kesetimbangan untuk ionisasi asam ini adalah:


Karena harga derajat ionisasi asam lemah sangat kecil (mendekati nol), konsentrasi asam dalam larutan dianggap tetap sama. Karena [H+] = [A-], maka :

Sebagai contoh, untuk menentukan pH larutan HCl 0,001 M:
Dalam air, HCl akan terionisasi sempurna menjadi ion H+ dan Cl-.
HCl(aq) à H+(aq) + Cl-(aq)
Maka,



Sedangkan untuk menentukan pH larutan CH3COOH 0,001 M (Ka=1x10-5):
Dalam air, CH3COOH terionisasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-.
CH3COOH(aq)  H+(aq) + CH3COO-(aq)
Maka,


  • Basa Kuat dan Basa Lemah
Sama halny dengan asam kuat, maka [OH-] pada basa kuat dapat ditentukan dengan:

Sedangkan basa lemah MOH yang tidak mengalami ionisasi sempurna dalam air memiliki reaksi kesetimbangan:
MOH(aq)    M+(aq) + OH-(aq)

Sehingga memiliki tetapan kesetimbangan:


Sama halnya dengan asam lemah, karena harga derajat ionisasi basa lemah sangat kecil (mendekati nol), konsentrasi basa dalam larutan dianggap tetap sama. Karena [M+] = [OH-], maka :


Sebagai contoh, untuk menentukan pH larutan NaOH 0,001 M:
Dalam air, NaOH akan terionisasi sempurna menjadi ion Na+ dan OH-.
NaOH(aq) à Na+(aq) + OH-(aq)
Maka,



Sedangkan untuk menentukan pH larutan NH4OH 0,001 M (Kb=1x10-5):
Dalam air, NH4OH terionisasi sebagian menjadi ion NH4+ dan OH-.
NH4OH(aq)  NH4+(aq) + OH-(aq)
Maka,

Konstanta Kesetimbangan Air (Kw)

Written on 03.19 by Analisis Media


Air merupakan pelarut yang unik, masih ingatkah kalian pengertian asam dan basa menurut  Bronsted-Lowry ? Apakah air termasuk asam atau basa? Menurut Bronsted-Lowry, air dapat bertindak sebagai asam maupun basa (bersifat amfoter). Air berfungsi sebagai basa dalam reaksi dengan asam-asam seperti HCl dan CH3COOH, namun juga berfungsi sebagai asam dalam reaksi dengan basa seperti NH3. Air merupakan elektrolit yang sangat lemah karena hanya sebagian kecil dari air terionisasi menjadi ion H+ dan OH- :

H2O(l)  H+(aq) + OH-(aq)

Tetapan kesetimbangan untuk air yaitu :

Karena fraksi molekul air yang terionisasi sangat kecil, konsentrasi air yaitu H2O hampir-hampir tidak berubah. Dengan demikian :

K [H2O]   =   Kw   =   [H+] [OH-]

Konstanta kesetimbangan air (Kw) merupakan hasil kali antara konsentrasi molar ion H+ dengan ion OH- pada suhu tertentu. Dalam air murni pada suhu 25oC, konsentrasi ion H+ sama dengan ion OH-, yaitu sebesar [H+] = 1,0 x 10-7 M dan [OH-] = 1,0 x 10-7 M. Maka, Pada suhu 25oC hasil kali konsentrasi ion H+ dan OH- selalu 1,0 x 10-14 M. Penambahan suatu asam  akan menyebabkan [H+] dalam larutan bertambah, tetapi tidak akan mengubah hasil kali  [H+] dan [OH-]. Hal ini disebabkan karena kesetimbangan akan bergeser ke kiri yang menyebabkan pengurangan [OH-], begitu pula sebaliknya. Sehingga :

Dalam air murni (larutan netral) : [H+] = [OH-]
Dalam larutan asam                      : [H+] > [OH-]
Dalam larutan basa                       : [H+] < [OH-]

Berikut ini merupakan harga tetapan kesetimbangan air pada suhu tertentu:


Kekuatan Asam Basa

Written on 02.59 by Analisis Media

Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit? Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena terionisasi dalam air. Berdasarkan atas kemampuannya mengion, larutan elektrolit dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat terionisasi sempurna dalam air (α=1), sedangkan elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian dalam air (0<α<1). Lantas, bagaimana hal ini dikaitkan dengan kekuatan asam dan basa? Larutan asam dan basa juga merupakan larutan elektrolit. Sama halnya dengan elektrolit kuat, asam kuat akan terionisasi sempurna dalam air, sedangkan asam lemah hanya terionisasi sebagian dalam air. Sebagai contoh, HCl merupakan asam kuat karena terionisasi sempurna dalam air dengan melepas ion-ion H+ dan Cl- :

HCl(aq) à H+(aq) + Cl-(aq)

Sedangkan HF merupakan asam lemah karena dalam air hanya terionisasi sebagian menjadi ion-ion H+ dan F- :
HF(aq) H+(aq) + F-(aq)
  
Ilustrasinya dapat ditunjukkan pada flash berikut:

The Flash plugin is required to view this object.




Larutan HCl yang merupakan asam kuat akan terionisasi sempurna dalam air. Seperti yang diilustrasikan pada flash, hampir semua molekul HCl yang terdapat dalam larutan terionisasi menjadi H+ dan Cl-, sehingga dapat dikatakan memiliki tetapan ionisasi (α) mendekati 1. Sedangkan larutan HF yang merupakan asam lemah hanya terionisasi sebagian dalam air. Hanya sedikit molekul HF dalam larutan yang terionisasi menjadi H+ dan F-Jika asam kuat seperti HCl mempunyai tetapan ionisasi (α) mendekati 1, lantas bagaimana dengan asam lemah seperti HF?
Asam lemah HF memiliki tetapan kesetimbangan:

Karena,


Jika jumlah zat mula-mula dimisalkan M molar, maka jumlah zat yang mengion adalah Mα, sehingga:

Dengan menganggap (1-α) = 1, maka persamaan diatas menjadi:

Maka, hubungan antara tetapan asam (Ka) dengan derajat ionisasi larutan (α) dapat dituliskan menjadi:


Berikut contoh senyawa asam kuat dan asam lemah lainnya:



Sama halnya dengan asam, basa kuat terionisasi sempurna dalam air dan basa lemah terionisasi hanya sebagian dalam air. Sebagai contoh, NaOH merupakan basa kuat karena terionisasi sempurna dalam air menjadi ion Na+ dan OH- :

NaOH(aq) à Na+(aq) + OH-(aq)

Sedangkan NH4OH merupakan basa lemah karena hanya sebagian terurai dalam air menjadi ion NH4+ dan OH- :
NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)

Sama halnya dengan asam kuat, maka basa kuat seperti NaOH juga memiliki tetapan ionisasi (α) mendekati 1. Sedangkan untuk basa lemah seperti NH4OH yang memiliki tetapan kesetimbangan:

Maka hubungan antara tetapan basa (Kb) dengan α dapat dituliskan menjadi:

Berikut contoh senyawa basa kuat dan basa lemah lainnya, yaitu:


Teori Lewis

Written on 02.47 by Analisis Media

Teori asam basa Bronsted-Lowry hanya mampu menjelaskan reaksi asam basa yang melibatkan proton (H+), lantas bagaimana dengan reaksi asam basa yang tidak melibatkan proton? Pada tahun 1923, Gilbert N. Lewis mempublikasikan definisi asam basa berdasarkan teori ikatan kimia. Ia berpendapat bahwa asam merupakan senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas, sedangkan basa merupakan senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron bebas. Dengan kata lain, setiap zat yang mempunyai pasangan elektron bebas untuk disumbangkan pada zat lainnya dapat bertindak sebagai basa dalam reaksi asam basa, begitu pula sebaliknya setiap zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas dapat bertindak sebagai asam.
Sebagai contoh, pada reaksi antara NH3 dengan BF3, senyawa NH3 memiliki sepasang elektron bebas yang dapat disumbangkan pada senyawa BF3, dengan demikian NH3 merupakan basa Lewis dan BF3 merupakan asam Lewis.



Setiap zat yang mampu mendonorkan pasangan elektron bebasnya merupakan basa Lewis, contohnya yaitu ion halida (Cl-, F-, Br-, I-), amonia, ion hidroksida, molekul air, senyawa yang mengandung unsur N, O, atau S , seyawa golongan eter, keton, serta molekul CO2. Gambar berikut ini merupakan senyawa atau ion yang dapat bertindak sebagai basa Lewis beserta pasangan elektron bebasnya.
                 



Sedangkan setiap zat yang memiliki kemampuan untuk menerima pasangan elektron bebas merupakan asam Lewis, contohnya yaitu H+, B2H6, BF3, AlF3, ion logam transisi yang bisa mebentuk ion kompleks seperti Fe2+, Cu2+, Zn2+, dan sebagainya. Berikut ini merupakan contoh reaksi asam basa Lewis lainnya: